Seorang pejalan kaki mendorong orang yang berniat bunuh diri dengan cara melompat dari jembatan di kota Guangzhou, provinsi Guangdong di China selatan.
Seperti dilaporkan China Daily, pelaku bernama Lai Jiansheng (66) rupanya sangat marah dengan tingkah "egois" calon pelompat itu.
Orang yang bermaksud melompat tersebut, Chen Fuchao, berusaha menjadi "pelompat bunuh diri" ke-12 di jembatan Haizhu. Jembatan ini menyandang reputasi sebagai obyek wisata maut setelah 11 orang tewas bunuh diri di tempat itu sejak awal April.
Lai kebetulan sedang lewat di jembatan Haizhu pada Kamis pagi ketika ia melihat Chen duduk di jembatan tersebut. Chen mengancam akan melompat sehingga membuat kemacetan lalu lintas di sekitar jembatan itu selama hampir lima jam.
Chen ingin bunuh diri karena ia memiliki utang sebesar 2 juta yuan, menyusul kegagalan proyek pembangunan yang ditanganinya.
Setelah mengetahui keadaannya, Lai secara suka rela mengajukan diri untuk berbicara dengan Chen dan membujuk dia. Setelah ditolak oleh polisi, ia menerobos pengepungan polisi dan memanjat ke tempat Chen duduk.
Lai mula-mula menyapa Chen dengan jabatan tangan, dan kemudian ia mendorong Chen dari jembatan. Chen jatuh dari ketinggian 8 meter ke gelembung udara darurat yang sebagian mengempis, dan tulang belakang serta pundaknya cedera akibat jatuh.
"Saya mendorong dia karena pelompat seperti Chen cuma mementingkan diri sendiri. Tindakan mereka mengganggu banyak kepentingan masyarakat," kata Lai. "Mereka sebenarnya tidak berani bunuh diri. Malah, mereka hanya ingin menarik perhatian pemerintah atas permohonannya," tambahnya.
Lai dibawa pergi oleh polisi setelah peristiwa itu. Chen sendiri kini mulai pulih di rumah sakit.
Beberapa sumber polisi mengatakan, banyak orang yang bunuh diri menghadapi masalah keuangan, seperti gaji yang tak dibayar dan sebagian menderita akibat kondisi medis dan cedera akibat kecelakaan di tempat kerja.
"Arus lalu lintas di seluruh jembatan Haizhu, yang dipandang banyak orang sebagai daya tarik, jadi bertambah buruk," kata seorang juru bicara di biro keamanan masyarakat Guangzhou. Ia mengatakan, situasi tersebut mengakibatkan kekacauan di dalam masyarakat. Ditambahkannya, kota itu harus mengirim kapal penyelamat, ambulans, beberapa mobil polisi, dan mobil pemadam setiap kali ada seorang "pelompat bunuh diri".
Seperti dilaporkan China Daily, pelaku bernama Lai Jiansheng (66) rupanya sangat marah dengan tingkah "egois" calon pelompat itu.
Orang yang bermaksud melompat tersebut, Chen Fuchao, berusaha menjadi "pelompat bunuh diri" ke-12 di jembatan Haizhu. Jembatan ini menyandang reputasi sebagai obyek wisata maut setelah 11 orang tewas bunuh diri di tempat itu sejak awal April.
Lai kebetulan sedang lewat di jembatan Haizhu pada Kamis pagi ketika ia melihat Chen duduk di jembatan tersebut. Chen mengancam akan melompat sehingga membuat kemacetan lalu lintas di sekitar jembatan itu selama hampir lima jam.
Chen ingin bunuh diri karena ia memiliki utang sebesar 2 juta yuan, menyusul kegagalan proyek pembangunan yang ditanganinya.
Setelah mengetahui keadaannya, Lai secara suka rela mengajukan diri untuk berbicara dengan Chen dan membujuk dia. Setelah ditolak oleh polisi, ia menerobos pengepungan polisi dan memanjat ke tempat Chen duduk.
Lai mula-mula menyapa Chen dengan jabatan tangan, dan kemudian ia mendorong Chen dari jembatan. Chen jatuh dari ketinggian 8 meter ke gelembung udara darurat yang sebagian mengempis, dan tulang belakang serta pundaknya cedera akibat jatuh.
"Saya mendorong dia karena pelompat seperti Chen cuma mementingkan diri sendiri. Tindakan mereka mengganggu banyak kepentingan masyarakat," kata Lai. "Mereka sebenarnya tidak berani bunuh diri. Malah, mereka hanya ingin menarik perhatian pemerintah atas permohonannya," tambahnya.
Lai dibawa pergi oleh polisi setelah peristiwa itu. Chen sendiri kini mulai pulih di rumah sakit.
Beberapa sumber polisi mengatakan, banyak orang yang bunuh diri menghadapi masalah keuangan, seperti gaji yang tak dibayar dan sebagian menderita akibat kondisi medis dan cedera akibat kecelakaan di tempat kerja.
"Arus lalu lintas di seluruh jembatan Haizhu, yang dipandang banyak orang sebagai daya tarik, jadi bertambah buruk," kata seorang juru bicara di biro keamanan masyarakat Guangzhou. Ia mengatakan, situasi tersebut mengakibatkan kekacauan di dalam masyarakat. Ditambahkannya, kota itu harus mengirim kapal penyelamat, ambulans, beberapa mobil polisi, dan mobil pemadam setiap kali ada seorang "pelompat bunuh diri".
#sumber referensi : www.kompas.com